Pernah diputusin? Ditinggalin? Diduain? Ditolak?
Sangat menyakitkan memang, bila suatu hubungan yang
berakhir secara sepihak, atau memiliki perasaan bertepuk sebelah tangan.
(bertepuk sebelah tangan itu gak bunyi yah???%#)
apalagi dengan sebuah alasan “TERLALU BAIK”
apalagi dengan sebuah alasan “TERLALU BAIK”
Yah, kebaikan dijadikan suatu alasan untuk melancarkan
sebuah aksi baru!! Padahal menurutku itu bukan sebuah alasan. Bilang ajah kalo
kamu “Males” buat nyari alasan … (-_-)
Kaya semacem alasan begini nih :
“Maafin aku, kamu terlalu baik buatku… kamu pantes
mendapatkan yang lebih baik..”
“Maaf, aku gak mau nyakitin kamu nantinya kamu sakit hati
kamu orang yang baik yg pernah aku kenal…. Lebih baik kita sudahi”
“setelah kita jalani, ternyata aku sama kamu berbeda..
kamu terlalu baik. Dan aku gak mau nyakitin kamu.. aku gak pantas buat
kamu”
“aku memang sayang sama kamu, aku juga cinta sama kamu…
tapi aku takut gak bisa ngebuat kamu bahagia…”
Dan masih buaaaaaanyak lagiii….
Padahal, dia sudah merasa nyaman denganmu, padahal menurut
dia cintamu sudah cukup bahkan lebih dari cukup, dan padahal menurut dia kamu
sudah mampu ngebahagian dia.
Tolong jelaskan, letak kesalahannya dimana? Apakah salah
menjadi orang yang baik?
Hellooooww… ternyata itu lebih nyakitin tau!
kenapa kamu gak jujur??? dan bilang saja kalau pasanganmu kurang menarik, kurang cantik, kurang ganteng, terlalu kekanak-kanakan, terlalu sibuk, cemburuan, matre, udah bosen, ibadahnya gak rajin, Kamu belum siap setia, atau bilang ajah kalau pasangan kamu kalau makan rakus… bukankah itu lebih baik?
Yah, baik untuk kedepannya… untuk menginstropeksi diri satu sama lain, bukankah dalam menjalin suatu hubungan diperlukan suatu keterbukaan, menerima apa adanya, dan saling mengingatkan?
kenapa kamu gak jujur??? dan bilang saja kalau pasanganmu kurang menarik, kurang cantik, kurang ganteng, terlalu kekanak-kanakan, terlalu sibuk, cemburuan, matre, udah bosen, ibadahnya gak rajin, Kamu belum siap setia, atau bilang ajah kalau pasangan kamu kalau makan rakus… bukankah itu lebih baik?
Yah, baik untuk kedepannya… untuk menginstropeksi diri satu sama lain, bukankah dalam menjalin suatu hubungan diperlukan suatu keterbukaan, menerima apa adanya, dan saling mengingatkan?
Ada hal-hal yang bisa dirubah dan tidak bisa dirubah… seperti kebiasaan buruk, itu memang bisa dirubah tapi
perlu beberapa waktu yang gak instan buat ngerubahnya. Yang bisa dirubah juga
seperti penampilan, cara berpakaian… misal yang dulunya gaya penampilan tomboy,
setelah punya pasangan dia berubah menjadi feminim dan anggun. Yang tadinya Seorang Perokok Berat, setelah
mendapatkan pasangan dia menjadi anti sama rokok, dll.
Akan tetapi sifat itu tidak bisa dirubah, karena sifat
sejatinya adalah jati diri masing-masing orang, jadi kamu gak bisa ngerubah
sifat seseorang seenak jidat kamu. Mungkin ada satu atau dua sifat buruk yang
kamu tidak sukai dari dia, dan itu semua bisa dibicarakan dengan keterbukaan
tadi.
Kasih sayang dan cinta yang sebenarnya adalah, menerima semua
kelebihan juga kekurangan pasangan kamu. Gak perlu jadi orang lain, untuk
dicintai dan disayangi sama seseorang. Bukankah sebelum kamu memilih dan
menerima seseorang dipikir dahulu? Disinlah peran akal dan perasaan.
Dan akhirnya kamu sangat cepat mendapat pasangan baru, dan
akhirnya kamu mutusin dia karena orang lain yg lebih menarik, dan akhirnya kamu
seperti orang hilang ingatan yang gak inget dengan pasanganmu dulu, dan…dan…
entah aksi apalagi yang kamu perbuat.
Sayang banget, di dunia ini gak ada hukuman untuk penjahat
hati, namun yakinlah Tuhan sayang sama kita
Nah. Lho….. itukah alasan “Terlalu baik” sehingga kamu rela
ninggalin dia?
Bukankah yang baik dan sangat baik itu seharusnya kamu
pilih, dan diperjuangkan??? Aneh…
Untuk yang ditinggalin, gak usah kawatir (O_~) :
Hapus air matamu. yang
cantik, yang ganteng…. Kamu seharusnya bangga dengan diri kamu, orang lain
telah menilaimu sebagai orang baik bahkan terlalu baik, sehingga kamu gak usah repot-repot
memilih apakah dia yang terbaik buat kamu atau gak? Karena dia sendiri yang
menganggap dirinya kurang baik buat kamu, hingga dia ninggalin kamu. Jadi,
tetaplah menjadi orang yang baik, jangan berubah.
Percayalah, bahwa laki-laki
yang baik adalah untuk perempuan yang baik dan sebaliknya Perempuan yang baik
adalah untuk laki-laki yang baik pula, begitu agama mengajarkan.
Yakinlah bahwa suatu saat ada
orang yang nyayangin kamu dengan tulus, menerima kamu apa adanya, mengingatkan
kamu diwaktu lalai, dan merubah kekuranganmu menjadi sebuah kelebihan dengan
cara dia sendiri. Yakinlah juga bahwa mungkin saja orang yang sudah ninggalin
kamu bakal balik lagi ke kamu (eeeett dah ngarep…. Hihi) untuk sementara waktu
dia mungkin memperbaiki diri dulu, agar kebaikan dia setara dengan kebaikan
kamu. Gak ada yang gak mungkin bila Tuhan berkendak. Kalaulah jodoh tak lari
kemana….. (Loh, Jadi ngomongin jodoh…. Hihi)
Untuk yang ninggalin dengan
alasan “Terlalu Baik” :
Seharusnya kamu pikir-pikir
lagi deh.. buat cari alasan, jangan kamu jadikan kebaikan seseorang sebagai
alasan! Salah besar tuh. Itu artinya secara
gak langsung kamu menyuruh seseorang untuk menjadi tidak baik, hati-hati dengan
perkataan kamu, bisa jadi pasangan kamu nanti orang yang tidak baik (bukan
nyumpahin). Lalu, jadilah seorang pemberani dalam hal mengatakan kejujuran
walaupun itu menyakitkan. Jujur itu Mulia dan terusterang sajalah buat apa berdusta?.
Dalam suatu hubungan diperlukan keyakinan, ya kalo kamu itu yakin mampu ngebuat
pasanganmu bahagia yaaa.. tentunya dengan cara kamu sendiri dong…. Jangan nambah
penyesalan dalam hidupmu. Gak ada kata
terlambat buat memperbaiki diri, yang sudah berlalu, jadikan pelajaran. Perasaan
memang gak bisa dipaksain apalagi dibohongi.
Dan semua ini berlaku untuk
laki-laki ataupun perempuan.
Nyanyi Dulu ahhh….
“I can take care of myself,
yeah, you taught me well…….
I learned from you that I do not crumble I learned that strength is something you choose All of the reasons to keep on believin' There's no question, that's a lesson, that I learned from you ……”
I learned from you that I do not crumble I learned that strength is something you choose All of the reasons to keep on believin' There's no question, that's a lesson, that I learned from you ……”
Ya sama-sama :) thanks juga udah mampir
ReplyDeleteKenapa bisa begitu kak?
ReplyDeletegatau mal, mungkin mereka gak ada alasan lain jadinya gitu.... padahal kan jujur itu lebih baik walo nyakitin... itung2 buat perbaiki diri... :)
ReplyDeleteDuh, belum lama ngalamin kejadian yang kayak gini ahaha, si dia berkali kali bilang kamu terlalu baik.. ya perasaan nggak bisa dipaksa juga kan ya, insya allah akan terus jadi orang baik kayak yang kamu tulis diatas,
ReplyDeletetapi gimana nih kalo perasaan dihatinya nggak bisa ilang, tetep ngerasa sayang dan berusaha untuk nyenengin dia dengan jadi teman yang baik untuk dia.. apa itu salah.. apa aku harusnya beajar nggak terlalu baik? bingung ahahah
nochalia24/1/15 11:14 AM Pernah ngalamin juga yah? hehe... Perasaan sayang biarkan tetap ada selagi dalam batasan2 yang wajar, itu anugerah yg Allah berikan, dan itu menandakan sayag kamu itu tulus. kamu harus percaya, kebaikan akan dibalas dengan kebaikan. selain itu kamu juga harus tegas, sayangi diri sendiri banyak yg ngantri... hehe.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete