selamat datang

layar


Tuesday 21 February 2012

cerpen Kebahagiaanku

Cerpen Kebahagianku



Dulu aku ingin sekali setelah Lulus SMK kerja keluar kota, bersama teman-teman
Ngumpulin uang yang banyak untuk kedua orang tuaku
Pikirku ini mungkin bisa membuat mereka bahagia
Karena aku sadar diri, aku tidak mau membebani kedua orang tuaku dan lebih-lebih kakaku… maklumlah aku anak terakhir….

Saat itu aku kecewa dengan kedua orang tuaku, karena tidak mengizinkan aku
Mereka tetap kekeh dengan pendirian mereka, terutama Ayahku…
Jadi, apa boleh buat???
Beberapa temanku, memberikan luang kerja di tempat mereka tapi tentunya aku harus jauh dari orang tua, karena tempatnya tidak dekat… terpaksa aku harus menolaknya.
Aking sebalnya, jika ditanya teman-teman, “Kamu sibuk apa???” aku akan jawab “Nganggur”

Sampai pada suatu saat aku sudah tidak tahan, dan aku bertanya
“Mengapa kalian gak mengizinkan aku??? Niatku baik, aku akan berusaha membantu kalian, aku ingin seperti kakaku…. ia begitu mulia membantu kalian, membantu kita…, aku malu dengan teman-teman yang sudah bekerja, kuliah, dan menjalani hidup mereka yang lebih baik….. mengapa? Mengapa?? Aku bukan putri kalian yang masih kecil… aku sekarang sudah memasuki usia 17 tahun ke atas, aku beranjak dewasa”

Aku terkejut ketika Ayahku menjawab pertanyaanku itu…
“Bukanya Ayah tidak mengizinkan kamu, Orang tua mana sih yang rela jauh dari anak-anak mereka? Ayah juga mau melihat kamu bahagia, mengenyang pendidikan setinggi mungkin, melihat kamu dan kakakmu sukses, Ayah ingin itu….! Ayah malu, tidak mampu memberikan kebehagiaan seperti anak-anak yang lain”

Aku terharu, dan terus diam eh, tau-tau nangis bareng… hehe..

“Ayah gak bisa bayangin kalo kamu tinggal diluar kota, jauh dari pengawasan orang tua, walaupun ayah percaya sama kamu, tapi itu tidak bisa menjadi jaminan keselamatanmu, Ayah tahu persis sifatmu, kalau kamu sakit bagaimana??, siapa yang ngurusin? Apakah temanmu nanti akan peduli dengan kondisimu? Buat apa kamu sukses, jika tidak bisa membuat Ayah dan Ibu bahagia? Buat apa pula Ayah dan Ibu banyak uang, jika anaknya sengsara?? Apakah kamu tidak kasihan kepada kami? Anak kami Cuma kalian, kami hanya memiliki dua putri… kami tidak pernah membeda-bedakan kalian, cukup kakakmu yang berjuang di sana, yang kakakmu butuhkan ialah dukungan dan Doa kita…”

“ di rumah ini Cuma kita bertiga, jika kamu tidak ada disini, Ayah tidak bisa bayangkan….. mungkin akan terlihat seperti orang linglung, biasa mendengar nyanyian kamu, ocehan kamu, manjanya kamu… Ayah tidak bisa bayangkan itu!!!”
“asal kamu tahu, Seruan Do’a Ayah (Kami orang tua) tak luput dari mendo’akan kalian (Anak).. karena Ayah tidak bisa berbuat sehebat Ayah-ayah yang lain, Ayah hanya mampu berdo’a Kepada Allah Tuhan kami atas kebahagiaan kalian”

Yaaahh, jadi nangis bareng deh hehe…, disitulah aku lebih merasa menjadi dewasa karena aku mendengar nasehat-nasehat yang begitu agung…

Aku sekarang mengerti, Mengapa Kedua oarang tuaku masih menganggap aku seperti anak kecil, yah…. Karena orang bijak bilang… “Orang tua yang baik adalah orang tua yang menganggap putra-putrinya masih seperti anak kecil, bahkan seperti bayi…. Karena dari situ, Kasih sayang orang tua tidak berubah sedikit pun mulai dari kecil hingga dewasa”
Subhanallah ….

Aku sekarang lebih memaknai hidup dengan bersyukur, dan Allah meberi Rizkiku tak jauh dari tempat tinggalku… Alhamdulillah, Wasyukurillah.
Untuk kakaku tersayang, do’a kami menyertaimu… sabarlah, dan kuatlah, tetaplah dengan hatimu yang mulia kebahagian bersama kita, selagi kita terus bersyukur…..”
:-)




……Aku bersyukur Punyai keluarga yang begitu menyayangiku….

Terimakasih untuk Bapak, Mimih, dan Kakakku….
“You are My blood”




Monday 20 February 2012

PENGERTIAN ANAK-ANAK, DEWASA, DAN REMAJA


PENGERTIAN

ANAK-ANAK
DEWASA
Dan
REMAJA




ANAK-ANAK Jelas kedududkannya, yaitu belum dapat hidup sendiri, belum matang dari segala segi, tubuh masih kecil, organ-oragan belum dapat berfungsi secara sempurna, kecerdasan, emosi dan hubungan sosial belum selesai pertumbuhannya. Hidupnya masih bergantung pada orang dewasa. Belum dapat diberi tanggung jawab atas segala hal. Dan mereka menerima kedudukan seperti itu.


Masa DEWASA juga sangat jelas. Pertumbuhan jasmani telah sempurna, kecerdasan dan emosi telah cukup berkembang, segala organ dalam tubuh telah berfungsi secara baik. Disamping itu Dia telah mampu mencari rizki untuk kepentingan dirinya, Dia tidak lagi bergantung kepada orang tua atau orang lain. Dia telah dapat diberi tanggung jawab dan mampu memikul tanggung jawab tersebut. Dia diterima oleh masyarakat, dimana ia berada sebagai orang dewasa yang matang, pendapatnya patut didengar, pertimbangannya perlu diindahkan dan dia diberi kepercayaan untuk aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, baik kegiatan sosial, politik, ekonomi maupun agama.


Akan tetapi, lain halnya dengan masa REMAJA. Jika dilihat tubuhnya, ia telah seperti orang dewasa, jasmaninya telah jelas berbentuk laki-laki atau wanita. Organ-organnya telah dapat pula menjalankan fungsinya. Dari segi lain dia sebenarnya belum matang, segi emosi dan sosial masih memerlukan waktu untuk berkembang menjadi dewasa. Dan kecerdasan pun sedang mengalami pertumbuhan. Mereka ingin berdiri sendiri, tidak bergantung lagi kepada orang tua atau orang dewasa lainnya, akan tetapi mereka belum mampu bertanggung jawab dalam soal ekonomi dan sosial. Apalagi kalau dalam masyarakat, di mana ia hidup syarat-syarat untuk dapat diterima dan dihargai sebagai orang dewasa itu banyak, misalnya keterampilan dan kepandaian pengetahuan dan kebijaksanaan tertentu.


*) itu semua tergantung dari berbagai Faktor…. Seperti Lingkungan, gaya hidup dan tentunya kepribadian diri sendiri….  Dan usia pun tidak menjadi patokan bahwa seseorang bisa dikatakan Anak-anak, Dewasa, atau Remaja.

Hehehe… :)