selamat datang

layar


Friday, 15 June 2012

Persiapan Pernikahan


Banyak persiapan sebelum kita memasuki gerbang pernikahan, ini berlaku bagi perempuan ataupun laki-laki diantaranya ialah….. 



1.  Persiapan Ruhiyah (Spiritual)
Ini meliputi kita untuk mengubah sikap mental menjadi lebih bertanggungjawab, sedia berbagi, meluntur ego, dan berlapang dada. Ada penekanan juga untuk sikap untuk menggunakan dua hal dalam hidup yang nyata, yakni sabar, dan syukur. Ada kesiapan untuk tunduk dan menerima segala ketentuan Allah yang mengatur hidup kita seutuhnya, lebih-lebih dalam rumah tangga.


2.  Persiapan ‘Ilmiyah-Fikriyah (Ilmu-Intelektual)
Bersiaplah menata rumah tangga dengan pengetahuan, ilmu, dan pemahaman. Ada ilmu tentang Ad Diin. Ada ilmu tentang berkomunikasi yang ma’ruf kepada pasangan. Ada ilmu untuk menjadi orang tua yang baik (Parenting). Ada ilmu tentang penataan ekonomi. Dan masih banyak ilmu yang lain.

3.  Persiapan Jasadiyah (Fissik)
Jika memiliki penyakit-penyakit, apalagi berkait dengan kesehatan reproduksi, harus segera diikhtiyarkan penyembuhannya. Keputihan pada akhwat/perempuan misalnya. Atau gondongan (Parotitis) bagi Ikhwan/Laki-laki. Karena virus yang menyerang kelenjar parotid ini, jika tak segera diblok, bisa menyerang testis. Panu juga harus disembuhkan hehe…. Perhatikan kebersihan. Yang lain, perhatikan makanan. Pokoknya harus halal, thayyib, dan teratur. Hapus kebiasan jajan sembarangan. Tentang pakaian juga, apalagi pada bagian yang paling pribadi. Kebiasaan memakai dalaman terlalu ketat misalnya, berefek sangat buruk bagi kualitas sperma. Nah.

4.  Persiapan Maaliyah (Material)
Kalau ini, tuntutanya adalah penghasilan, bukan bekerja. Minimal ada komitmen ke arah itu dan mampu memberi mahar. Lalu disempurnakan dengan kecerdasan finansial, menangkap peluang, mengelola sumberdaya, dan menata anggaran.

5.  persiapan ijtima’iyyah (Sosial)
artinya, siap untuk bermasyarakat, faham bagaimana bertetangga, mengerti bagaimana bersosialisasi dan mengambil peran di tengah masyarakat. Juga tak kalah penting, memiliki visi dan misi da’wah dilingkungannya.


          Nah, ini semua dalah persiapan. Artinya sesuatu yang kita kerjakan dalam proses yang tak berhenti. Seberapa banyak dari persiapan di atas yang harus dicapai sebelum menikah? Ukurannya menjadi sangt relatif. Karena, bahkan proses persiapan hakikatnya adalah juga proses perbaikan diri yang kita lakukan sepanjang waktu. Setelah menikah pun, kita tetap harus mengasah apa-apa yang kita sebut sebagai persiapan manikah itu. Lalu, kapan kita menikah???

No comments:

Post a Comment