KELAHIRAN SANG PURNAMA
PENERANG DUNIA
Rasulullah SAW lahir di Hari Senin,
diangkat menjadi rasul pada hari Senin,
wafat pun pada hari Senin,
Berbagai peristiwa besar terjadi di hari kelahirannya
Fajar pagi sebentar lagi terbit. Hari itu, Senin, 12 Rabiulawal, saat sebagian warga Mekah terlelap dalam mimpi, terdengar pekik tangis bayi suci yang baru lahir. Ia adalah bayi yatim, karena beberapa bulan sebelumnya ayahandanya baru saja wafat.
Penyair Al-Barzanji menggambarkan, suasana kamar yang temaram tiba-tiba berkilauan karena wajah sang bayi memancarkan cahaya laksana purnama. Disaat yang bersamaan, seluruh makhluk Allah selain jin, setan dan manusia, menyenandungkan puja-puji sebagai ungkapan rasa syukur atas hadirnya seorang bayi yang akan menjadi rahmat bagi semesta alam. Dialah Muhammad.
Kehadiran Muhammad bukanlah hal yang tiba-tiba. Sebab, Allah telah merencanakan kehadirannya jauh sebelum penciptaan alam semesta. Bahkan Nabi Adam pun telah mengetahui nama beliau, dan berwasilah melalui namanya untuk bertobat. Kala itu Nabi Adam berdo’a “Ya Allah, Ya Tuhanku, aku memohon ampun kepada-Mu dengan hak Muhammad, aku yakin Engkau akan mengampuniku”.
Allah bertanya, “Bagaimana kau mengetahui Muhammad, sedangkan Aku belum menciptakannya?”
Maka jawab Adam, “Ya Tuhanku, karena Engkau menciptakan aku dengan tangan-Mu, dan meniupkan pada diriku roh-Mu, lalu mengangkat kepalaku sehingga aku melihat tiang-tiang Arasy yang bertuliskan La ilaha illallah Muhammad Rasullallah (Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah rasul Allah). Sehingga aku tahu, Engkau tidak mempersandingkan seseorang pada nama-Mu melainkan sosok yang paling Engkau cintai.”
Allah pun berfirman, “Engkau benar, hai Adam. Sesungguhnya Muhammad adalah sosok yang paling Aku cintai. Dan jika engkau meminta kepada-Ku dengan haknya, pasti aku akan mengampunimu. Dan jika bukan karena Muhammd, niscaya Aku tidak akan menciptakanmu.”
Ramalan tentang akan datangnya seorang Rasul di Jazirah Arab juga telah termaktub dalam beberapa kitab suci sebelumnya, seperti Taurat dan Injil. Hal itu diketahui dari cerita sahabat Salman Al-Farisi. Dalam pengembaraanya, ia bertemu beberapa pendeta Yahudi dan Nasrani yang memperbincangkan akan datangnya Nabi baru sebagaimana termaktub dalam kita-kitab suci mereka. Juga ketika Buhaira, seorang pendeta Nasrani, mengenali tanda-tanda kenabian Muhammad, kala Nabi, yang ketika itu masih kecil, menemani pamannya, Abu Thalib, berdagang ke Syam.
Abdullah ibn Amr ibn Al-Ash menceritakan, ada seorang pendeta di Marr Al-Zhahran di Syiria bernama Easa sering berkata, “Sudah tiba saatnya kelahiran seorang anak di Mekah yang akan ditaati oleh seluruh orang Arab, dan orang-orang non-Arab. Ini adalah waktu baginya.” Itu sebabnya setip kali ada seorang bayi lelaki lahir, ia selalu menanyakan bagaimana tanda-tandanya.
Tiga Tanda
Ketika Muhammad lahir, pendeta Easa berkunjung ke rumah Abdul Muthalib, kakek Nabi. Katanya “Semoga engkau adalah ayah bayi yang baru lahir yang diberkati, yang telah kuceritakan kepadamu. Aku pernah mengatakan, ia akan dilahirkan pada hari Senin, menerima kenabiannya pada hari Senin, dan wafat pada hari Senin.”
Abdul Muthalib menjawab, “Malam ini menjelang fajar, aku memiliki bayi lelaki yang baru lahir.”
Sang pendeta bertanya, “Kau beri nama apa dia?”
“Muhammad”, jawab Abdul Muthalib .
“Aku meramalkan, bayi yang baru lahir itu berasal dari masyarakatmu. Aku mengenalnya karena tiga tanda : bintangnya muncul kemarin, ia dilahirkan di hari ini, dan namanya Muhammad.”
Sementara itu, Aisyah meriwayatkan, pada malam kelahiran Muhammad itu ada seorang pedagang Yahudi yang singgah di Mekah. Ia bertanya, “Wahai kaum Quraisy, adakah seorang bayi yang baru dilahirkan diantaramu?”
Mereka menjawab, “Kami tidak tahu.”
Ia lalu berkata, “Malam ini Nabi umat terakhir dilahirkan. Di antara kedua bahunya ada tanda beberapa rambut di atasnya.”
Mereka lalu menemani pedagang Yahudi itu mengunjungi ibunda Muhammad, dan bertanya apakah mereka dapat melihat sang bayi. Sang ibunda pun lalu membawa putranya yang baru lahir itu. Mereka kemudian membuka punggungnya. Ketika melihat tanda yang dimaksudkan itu, pedagang Yahudi tersebut pun pingsan. Saat sadar ia berkata, “Demi Allah, kenabian telah berlalu meninggalkan Bani Israel.”
Mayoritas sejarawan sependapat, Muhammad dilahirkan pada Tahun Gajah, lima puluh hari setelah Raja Abrahah dari Abbesinia menyerang Ka’bah pada 570 M. hari kelahiran Nabi, Senin juga merupakan hari istimewa bagi umat Islam, karena saat itu ada beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi. Menurut Ibbn Abbas, “Muhammad SAW, dilahirkan pada hari Senin, diangkat menjadi Nabi pada hari Senin, meninggalkan Mekah untuk berhijrah pada hari Senin, tiba di Medinah juga pada hari Senin, dan membawa batu hitam (Hajar Al-Aswad) juga pada hari Senin.” Dan Nabi Muhammad SAW, juga wafat pada hari Senin.
Menjelang kelahirannya, ada beberapa peristiwa ajaib, sebagaimana diriwayatkan oleh Yaqub Ibn Sufyan. Misalnya, istana Kisra Agung Persia berguncang hebat, menyebabkan empat belas balkonnya runtuh. Selain itu, api abadi di kuil Zarathurtra di Persia yang telah menyala selama 1.000 tahun, tiba-tiba padam. Sementara air danau Tiberia menguap habis. Menurut riwayat lain, pada malam kelahiran itu penjagaan langit diperketat dan para malaikat penjaga dipersenjatai dengan bola api untuk mencegah setan yang bermaksud mencuri berita langit.
Keajaiban lain, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibn Umar, Muhammad SAW dilahirkan dalam keadaan telah terkhitan, sementara tali pusarnya telah terputus. Menurut sahabat Anas, Nabi SAW bersabda, “Salah satu dari tanda-tanda kehormatan yang dikaruniakan Tuhanku ialah, aku dilahirkan dalam keadaan telah terkhitan, dan tak seorang pun melihat bagian pribadiku.”
Menurut Al-Hakim, kelahiran Nabi SAW telah diberitakan oleh Tsuwaibah, budak perempuan Abu Lahab. Paman Nabi SAW. Karena membawa berita gembira itu, Tsuwaibah dibebaskan oleh Abu Lahab. Setelah Abu Lahab meninggal, Tsuwaibah melihatnya dalam mimpi.
Ia bertanya, “Bagaimana keadaanmu?”
Abu Lahab menjawab, “Aku ada di neraka. Tapi aku dapat keringanan setiap hari Senin, di mana aku minum air dari titik yang terletak diantara jari-jariku. Ini keajaiban yang aku terima karena membebaskan Tsuwaibah saat ia membawa berita kelahiran Muhammad.” (Subhanallah)
Nah, jika tokoh kafir yang sangat memusuhi Rasulullah SAW saja mendapat Anugerah dari Allah SAW karena gembira mendengar kelahiran Nabi, apalagi umat Islam yang setiap tahun menyambut kehadiran Sang Purnama Penerang Dunia itu di bulan Rabiulawal atau Maulud.
“Salam bagi-MU wahai utusan Allah, beserta Rahmat dan berkah-Nya”
Allahumma shalli wa salim wa barik ‘alaih.
“Barang siapa mempunyai anak bayi lalu membacakan azan di telinga kanan dan iqamat di telinga kirinya, niscaya jin penggoda anak-anak tidak akan mengganggunya. “
(HR. Ibnu Sunni)
No comments:
Post a Comment