selamat datang

layar


Wednesday, 10 October 2012

TA'ARUF


Blog saya sebelumnya telah membahas tentang Pacaran, dan sekarang kita membahas tentang Ta'aruf yang masih ada kaitannya dengan Blog yang kemarin..... yuuuk Baca....!

^____^


Pertama:

Ta’aruf itu sebenarnya hanya untuk penjajagan sebelum menikah. Jadi kalau salah satu atau keduanya nggak merasa sreg bisa menyudahi ta’arufnya. Ini lebih baik daripada orang yang pacaran lalu putus. Biasanya orang yang pacaran hatinya sudah beraut sehingga kalau tidak cocok sulit putus dan terasa menyakitkan. Tapi ta’aruf, yang Insya Allah niatnya untuk menikahi Lillahi Ta’ala, kalu tidak cocok bertawakal saja, mungkin memang bukan jodoh. Tidak ada pihak yang dirugikan maupun merugikan.


Kedua:

Ta’arauf itu lebih fair. Masa penjajagan diisi dengan saling tukar informasi dengan saling tukar informasi mengenai diri masing-masing baik kebaikan maupun keburukan, bahkan kalau kita tidurnya sering ngorok, misalnya, sebaiknya diberitahukan kepada calon kita agar tidak menimbulkan kekecewaan di kemudian hari. Bagitu pula dengan kekurangan-kekurangan lainnya, seperti mengidap penyakit tertentu, engga bisa masak, atau yang lainnya. Informasi bukan cuma dari si calon langsung, tapi juga dari orang-orang yang mengenalnya (sahabat, guru ngaji, keluarga , dan orang tua si calon). Jadi si calon enggak bisa ngaku-ngaku dirinya baik. Ini berbeda dengan orang yang pacaran yang biasanya semu dan kepura-puraan. Yang perempuan akan dandan habis-habisan dan malu-malu (sampai makan pun jadi sedikit gara-gara takut dibilang rakus). Yang laki-laki biarpun lagi bokek tetap berlagak kaya traktir ini itu (padahal dapet duit dari minjem temen, atau hasil ngerengek ke orang tua tuh).


ketiga:

Dengan ta’aruf kita bisa berusaha mengenal calon dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (hehhe kaya proklamasi). Hal ini bisa terjadi karena kedua belah pihak telah siap menikah dan siap membuka diri, baik kelebihan maupun kekurangan. Ini kan termasuk penghematan waktu yang besar. Coba bandingkan dengan orang pacaran yang sudah lama pacarannya sering tetap mesra tapi belum bisa mengenal pasangannya. Bukankah sia-sia belaka?


Keempat:

Melalui ta’aruf kita boleh mengajukan kriteria calon yang kita inginkan. Kalau ada hal-hal yang cocok Alhamdulillah tapi kalu ada yang kurang sreg bisa dipertimbangkan dengan memakai hati dan pikiran yang sehat. Keputusan akhir puntetap berdasarkan dialog dengan Allah melalui sholat Istikharah. Berbeda dengan orang yang mabuk cinta dan pacaran. Kadang hal buruk pada pacarnya, misalnya suka memukul, suka mabuk, tapi tetap bisa menerima padahal hati kecilnya tidak menyukainya. Tapi karena cinta (atau sebenarnya nafsu) terpaksa menerimanya.


Kelima:

Kalau memang ada kecocokan, biasanya jangka waktu ta’aruf ke khitbah (lamaran) dan ke akad nikah tidak terlalu lama. Ini bisa menghindarkan kita dari berbagai macam zina, termasuk zina hati. Selain itu tidak ada perasaan “digantung” pada pihak perempuan. Karena semuanya sudah jelas tujuannya adalah untuk memenuhi sunnah Rasulullah yaitu menikah.


Keenam:

Dalam ta’aruf tetap dijaga adab berhubungan antara laki-laki dan perempuan. Biasanya ada pihak ketiga yang memperkenalkan. Jadi kemungkinan berkhawalat (berdua-duaan) kecil yang artinya kita terhindar dari zina.

Nah, ternyata ta’aruf banyak kelebihannya dibandingkan dengan pacaran dan Insya Allah diridhoi. Jadi, sahabat… kita mau mencari kebahagiaan dunia akhirat dan menggapai ridhoNya atau mencari kesulitan, mencoba-coba melanggar dan mendapat murkaNya?




No comments:

Post a Comment