selamat datang

layar


Tuesday 25 March 2014

Cuplikan Manusia Setengah Salmon



 Hai.hai... apa kabar? Setelah seminggu lebih terkena flu demam tak berdaya, kini saatnya untuk berkarya kembali. sepertinya aku gak pernah absen kalo lagi musim flu gini -_- selalu kena dan parahnya penyakit yang satu ini biasanya, campur demam.... trus nyerempet-nyerempet ke penyakit typus. emang riwayatku dulu pernah kena juga sih. Jadi jaga diri baik-baiklah dan semoga kita semua sehat. aamiin.

langsung saja, aku ceritakan kembali inti dari buku yang aku punya "MANUSIA SETENGAH SALMON" karyanya Bang Dika nih, selain kocak dan lebay tapi karya-karnya selalu memberikan pesan moral yang sayang banget kalo gak dibaca dan buat nambah pengetahuan. Apa itu Manusia Setengah Salmon??? yuuuuk.. simak!


Sewaktu gue menulis buku ini, gue mengalami banyak perpindahan. Gue mengalami pindah hubungan dengan nyokap gue. Seiring dengan dirinya yang semakin tua, hubungan gue dan dia semakin erat.
Ketika lulus kuliah, gue mengalami perpindahan ke dunia nyata yang semakin sengit. Ketika gue masuk ke dunia nyata, gue mengalami perpindahan cita-cita. gue mengalami perpindahan selera, yang tadinya tidak nyaman tinggal di rumah menjadi selalu kangen rumah kalo lagi pergi jauh.

Hidup sesungguhnya adalah potongan-potongan antara perpindahan satu dengan lainnya. Dan kita hidup diantaranya.

Seorang teman pernah cerita, terakhir dia kumpul-kumpul sama temannya, dia merasa out of place. Teman-temannya membawa kereta dorong berisi bayi. Sementara temen gue ini, dia masih single dan belum punya pacar. Teman-temannya yang lain pada ngomongin cara merawat anak dan popok apa yang pas, sedangkan dia seumur hidup belum pernah megang popok. 

Seorang teman lain baru lulus kuliah, dan bapaknya yang sudah tua sering sakit-sakitan. Kerjaan dia sekarang baby sitting, nungguin bapaknya di rumah, ngurusin bapaknya mulai dari obat sampai menemani di kamar waktu malam hingga sang bapak biasa tertidur. Dia bilang “Dulu, gue yang diurusin, sekarang gue yang ngurusin bokap.” Peran yang dulu dilakukan oleh bokapnya ke dirinya, sekarang menjadi terbalik.
Pindah juga bisa menyangkut urusan hati.

seorang teman lain menraktir gue baru-baru ini karena mampu melupakan manatan pacarnya. Ini adalah perjuangan luar biasa bagi dia yang hampir selama dua tahun belakangan masih terus dibayang-bayangi mantan yang meninggal terlalu cepat. 

Tidak hanya hal-hal tadi. Kalu mau dipikir-pikir, bagian-bagian di dalam tubuh kita juga pindah. Gerakan peristaltik ketika kita menelan makanan membuat sarapan pindah dari mulut ke kerongkongan dan akhirnya menuju lambung. Sel darah merah berpindah dari mulai dipompa jantung hingga menyebar ke seluruh bagian tubuh. Bakteri di dalam sistem pencernaan pindah dari usus kecil ke usus besar.
Benda mati juga berpindah-pindah. Mobil berpindah setiap hari, debu-debu di rumah terbang ketika ada angin, bahkan dalam skala yang paling kecilelektron berpindah-pindah, berputar mengelilingi proton dan neutron dalam sebuah atom.

Dan......, foto mesra sepasang kekasih bisa pindah dari pigura ke tempat sampah sehabis mereka putus.
HIDUP penuh dengan ketidakpastian, tetapi perpindahan adalah salah satu hal yang pasti. Setiap kali gue ke ariport untuk kerja ke luar kota, gue selalu melihat orang-orang yang hendak pergi berpelukan dengan keluarga atau pacarnya di depan pintu masuk. Kepindahan mereka membuat orang-orang terdekatnya merasa sedih.

Kalau pindah diidentikkan dengan kepergian, maka kesedihan menjadi sesuatu yang mengikutinya. Kita sering berpikir ini adalah perpisahan sehingga merasa sedih melepas hal-hal yang diakrabi, hal-hal yang selam ini membuat kita senang dan nyaman. Akhirnya, melakukan perpindahan ke tempat baru membuat kita dihantui rasa cemas. Apakah akan sama enaknya? Apakah akan sama menyenangkan? Apakah akan lebih baik?
Padahal, untuk melakukan pencapaian lebih, kita tak hanya bertahan di tempat yang sama. Tidak ada kehidupan yang lebih baik yang bisa didapatkan tanpa melakukan perpindahan. Mau tak mau, kita harus seperti ikan salmon. Tidak takut pindah dan berani berjuang untuk mewujudkan harapannya. Bahkan rela mati di tengah jalan demi mendapatkan apa yang diinginkannya. 

Gue jadi berpikir, ternyata untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, gue gak perlu menjadi manusia super. Gue hanya perlu menjadi manusia setengah salmon: Berani Berpindah .


No comments:

Post a Comment