selamat datang

layar


Tuesday, 17 September 2013

Aku dan Perjodohan



AKU DAN PERJODOHAN

Selamat datang Bulan September… Sudah lama aku gak posting yah…. Karena sibuk dan memang jaringan kurang bersahabat.
Seperti yang selalu aku bilang, di dunia ini tidak ada yang kebetulan… semua berjalan sesuai kehendak Tuhan…  daun jatuh, hujan turun, tangis dan tawa semua terjadi dalam rencana-Nya.. termasuk cerita cintaku yang selalu hadir di akhir tahun… entah berapa lama?? I Don’t Know…

Malam ini aku  mengenakan hijab berwarna coklat panjang, kemeja bunga-bunga, rok hitam dan kaos kaki hitam, sambil merias diri menunggu sepupuku menjemputku untuk mengikuti kegiatan sosial karang taruna di masjid tempat tinggalku, kali ini aku dan semua anggota akan menjenguk salah satu tetangga yang sudah hampir seminggu sakit parah dan harus rawat inap di sebuah Rumah Sakit. Tapi sekarang keadaan sudah membaik, kini aku dan semua anggota akan berkujung ke rumah beliau..
Tiba-tiba ada tamu datang ke rumahku, aku kira itu adalah sepupu yang akan menjemputku. Tapi ternyata bukan, tamu tersebut adalah pakdeku yang bertempat tinggal di desa sebelah. 

Singkat cerita. Ternyata Pakde datang ke rumah untuk memperkenalkan seseorang kepadaku.
Aku dan kedua orang tuaku lumayan terkejut karena sebelumnya pakde belum pernah membicarakan hal itu kepada kami. Aku pun menyiapkan makanan dan minuman selayaknya tuan rumah. Mengobrol sebentar, dia sempat menanyakan nama lengkapku, tapi kami belum mengobrol banyak tiba-tiba sepupuku datang dan menjemputku untuk mengikuti acara sosial karangtaruna tadi. Jadi akupun berpamitan kepada mereka semua.
Usai mengikuti acara sosial, aku pulang kerumah dan ternyata para tamu sudah pulang.

“Pah, tamunya udah pada pulang yah?” Aku.
“Iya, Cuma sebentar papah juga belum ngobrol banyak” papah.
“sebenarnya ada apa sih pa? (aku penasaran)” aku
“ya itu pakdemu, punya kenalan dia sedang mencari pasangan. Katanya pengen cari pasangan yang bener-bener, yang baik, rajin ibadahnya, kalau wajah gak jadi masalah… eh, Pakdemu kepikiran sama kaka kamu dan kamu” papah
“maksud papah, aku dijodohin???” aku (gemetar seluruh tubuh)
“papah pikir sih, orang berkenalan bersilaturahmi silahkan saja apa salahnya?” papah
“tadinya pengen dikenalin sama kaka kamu, berhubung kaka kamu sudah punya pilihan jadinya sama kamu” papah
“Tapi pah, untuk ke arah jauh kaya semacam pernikahan aku belum siap apa-apa. Aku gak mau dijodohin pah….” Aku (mataku menahan tetesan air mata)
“Ya ampuuuuun, Cuma kenalan saja… papah juga ngerti kok perasaan kamu” papah
“Dengerin papah, kamu sekarang sudah dewasa… papah udah percaya sama kamu insyaallah bisa jaga diri baik-baik, sudah bisa menilai mana yang baik dan mana yang buruk. Termasuk penilain terhadap seseorang. Kamu tenang saja, selama papah masih hidup, papah akan memberikan yang terbaik untuk anak-anak papah. Papah gak maksa kamu harus nikah dengan pilihan pakde, papah, mimih, atau pilihan keluarga lainnya. Kami hanya memberikan yang terbaik untuk kamu..  selebihnya dikembalikan lagi sama kamu, walaupun mereka memaksa, tetap restu itu ada di tangan papah, kamu masih jadi tanggung jawab papah” papah

Mendengar ucapan papah, aku terdiam dan merenung sejenak. Ada rasa haru, bahagia, dan bangga betapa beruntungnya aku memiliki sosok ayah yang bijaksana, sosok ibu yang tak memaksa kehendak anak. Tak terasa aku sekarang sudah dewasa usia 21 tahun ini, seharusnya aku lebih bersikap dewasa. 

“Jadi jangan cemberut, dan tegang gak karuan gitu, santai ajah… masalah cinta atau tidak itu nanti urusan kalian berdua, yang jelas kamu gak boleh jutek, apalagi berkata kasara sampe nyakitin hati laki-laki. Apapun alasannya, dalam sebuah hubungan sebisa mungkin kesalahan itu jangan ada sama anak papah, kamu masih inget kan waktu kamu pacar-pacaran dulu, papah salut sama keputusan kamu. Papah bangga sama kamu” papah.
 
Aku tersenyum dan memeluk papah.

“Pah, kalo aku sih udah pasrah pah… Cuma ya kaget ajah mendengar perjodohan itu…  dari dulu aku dijodoh-jodohin. Sama ini sama itu. Apa karena mereka belum percaya sama aku? Apa karena aku jarang kemana-mana? Apa karena mereka khawatir aku takut sakitin?” aku

“Niat pakde dan keluarga yang lain itu baik, papah akui itu.  Mbak kamu ajah belum nikah, jadi gak semudah itu papah menjodohkan kamu.” papah
“iya pah, sebenarnya aku juga ingin memperkenalkan orang yang aku sayangi sama papah… tapi semua itu belum terwujud. Aku akan sabar pah, jika semua usahaku sudah mentok.  Baru aku akan meminta papah untuk mencarikan pasangan hidupku” aku
“iya papah ngerti. Yasudah kita lihat saja nanti… lagian perjalanan kamu masih panjang. jika dia tertarik sama kamu, dia pasti akan menghubungi kamu lagi, begitu sebaliknya. Papah juga belum terlalu tahu tentang dia. Semua ini jangan dijadikan beban. Jalani saja hari-hari seperti biasa. Seharusnya kamu bersyukur ada orang yang suka kamu, nambah temen, namabah Rizki daripada ada yang membenci kamu?? Hayoo??” papah
“Tapi kan pah…. Rasa sayang itu gak bisa dipaksain. Toh lagian kalo udah jodoh gak bakal kemana”
“iya memang begitu, saran papah kalau dia kesini lagi, kalaupun kamu tidak suka dengan dia  bicaralah secara baik-baik, papah percaya sama anak-anak papah” Papah
“Iya Pah…” aku

 “aduh, anak papah larisss ya.. tanpa perlu sering keluar kemana-mana, eeeh banyak yang ngantri. Tapi sayang, manjanya gak ilang-ilang, juteknya juga gak ilang-ilang, jadi belum ada yang nyangkut satupun” papah
“aaaahhh.. papah ngeledek yaa!!”
(Translete dari bahasa Jawa Indramayu ke Bahasa Indonesia) hehehe…

B e r s a m b u n g ……

Begitulah kedekatan antara ayah dan seorang anak gadis.. dalam keluarga kami selalu diajarkan keterbukaan, agar saling menguatkan. Terutama papah, yang selalu ngertiin perasaanku.. keras kepalaku bisa diluluhkan dengan sikap dinginnya papah, papah paling bisa nasehatin aku… hemmm.. papah makasih banyak.
“Pah aku janji, aku akan kenalin seseorang sama papah… seseorang yang akan melindungi dan menyayangi putri papah… semoga ya pah” (dalam hatiku)





No comments:

Post a Comment