AKU DAN PERJODOHAN
Selamat datang Bulan September… Sudah
lama aku gak posting yah…. Karena sibuk dan memang jaringan kurang bersahabat.
Seperti yang selalu aku bilang, di
dunia ini tidak ada yang kebetulan… semua berjalan sesuai kehendak Tuhan… daun jatuh, hujan turun, tangis dan tawa
semua terjadi dalam rencana-Nya.. termasuk cerita cintaku yang selalu hadir di
akhir tahun… entah berapa lama?? I Don’t Know…
Malam ini aku mengenakan hijab berwarna coklat panjang,
kemeja bunga-bunga, rok hitam dan kaos kaki hitam, sambil merias diri menunggu
sepupuku menjemputku untuk mengikuti kegiatan sosial karang taruna di masjid
tempat tinggalku, kali ini aku dan semua anggota akan menjenguk salah satu
tetangga yang sudah hampir seminggu sakit parah dan harus rawat inap di sebuah
Rumah Sakit. Tapi sekarang keadaan sudah membaik, kini aku dan semua anggota akan
berkujung ke rumah beliau..
Tiba-tiba ada tamu datang ke rumahku,
aku kira itu adalah sepupu yang akan menjemputku. Tapi ternyata bukan, tamu
tersebut adalah pakdeku yang bertempat tinggal di desa sebelah.
Singkat cerita. Ternyata Pakde datang
ke rumah untuk memperkenalkan seseorang kepadaku.
Aku dan kedua orang tuaku lumayan
terkejut karena sebelumnya pakde belum pernah membicarakan hal itu kepada kami.
Aku pun menyiapkan makanan dan minuman selayaknya tuan rumah. Mengobrol
sebentar, dia sempat menanyakan nama lengkapku, tapi kami belum mengobrol
banyak tiba-tiba sepupuku datang dan menjemputku untuk mengikuti acara sosial
karangtaruna tadi. Jadi akupun berpamitan kepada mereka semua.
Usai mengikuti acara sosial, aku
pulang kerumah dan ternyata para tamu sudah pulang.
“Pah, tamunya udah pada pulang yah?”
Aku.
“Iya, Cuma sebentar papah juga belum
ngobrol banyak” papah.
“sebenarnya ada apa sih pa? (aku
penasaran)” aku
“ya itu pakdemu, punya kenalan dia
sedang mencari pasangan. Katanya pengen cari pasangan yang bener-bener, yang
baik, rajin ibadahnya, kalau wajah gak jadi masalah… eh, Pakdemu kepikiran sama
kaka kamu dan kamu” papah
“maksud papah, aku dijodohin???” aku
(gemetar seluruh tubuh)
“papah pikir sih, orang berkenalan
bersilaturahmi silahkan saja apa salahnya?” papah
“tadinya pengen dikenalin sama kaka
kamu, berhubung kaka kamu sudah punya pilihan jadinya sama kamu” papah
“Tapi pah, untuk ke arah jauh kaya
semacam pernikahan aku belum siap apa-apa. Aku gak mau dijodohin pah….” Aku (mataku
menahan tetesan air mata)
“Ya ampuuuuun, Cuma kenalan saja…
papah juga ngerti kok perasaan kamu” papah
“Dengerin papah, kamu sekarang sudah
dewasa… papah udah percaya sama kamu insyaallah bisa jaga diri baik-baik, sudah
bisa menilai mana yang baik dan mana yang buruk. Termasuk penilain terhadap
seseorang. Kamu tenang saja, selama papah masih hidup, papah akan memberikan
yang terbaik untuk anak-anak papah. Papah gak maksa kamu harus nikah dengan
pilihan pakde, papah, mimih, atau pilihan keluarga lainnya. Kami hanya memberikan
yang terbaik untuk kamu.. selebihnya
dikembalikan lagi sama kamu, walaupun mereka memaksa, tetap restu itu ada di
tangan papah, kamu masih jadi tanggung jawab papah” papah
Mendengar ucapan papah, aku terdiam
dan merenung sejenak. Ada rasa haru, bahagia, dan bangga betapa beruntungnya
aku memiliki sosok ayah yang bijaksana, sosok ibu yang tak memaksa kehendak
anak. Tak terasa aku sekarang sudah dewasa usia 21 tahun ini, seharusnya aku
lebih bersikap dewasa.
“Jadi jangan cemberut, dan tegang gak
karuan gitu, santai ajah… masalah cinta atau tidak itu nanti urusan kalian
berdua, yang jelas kamu gak boleh jutek, apalagi berkata kasara sampe nyakitin
hati laki-laki. Apapun alasannya, dalam sebuah hubungan sebisa mungkin
kesalahan itu jangan ada sama anak papah, kamu masih inget kan waktu kamu
pacar-pacaran dulu, papah salut sama keputusan kamu. Papah bangga sama kamu” papah.
Aku tersenyum dan memeluk papah.
“Pah, kalo aku sih udah pasrah pah…
Cuma ya kaget ajah mendengar perjodohan itu… dari dulu aku dijodoh-jodohin. Sama ini sama
itu. Apa karena mereka belum percaya sama aku? Apa karena aku jarang
kemana-mana? Apa karena mereka khawatir aku takut sakitin?” aku
“Niat pakde dan keluarga yang lain
itu baik, papah akui itu. Mbak kamu ajah
belum nikah, jadi gak semudah itu papah menjodohkan kamu.” papah
“iya pah, sebenarnya aku juga ingin
memperkenalkan orang yang aku sayangi sama papah… tapi semua itu belum
terwujud. Aku akan sabar pah, jika semua usahaku sudah mentok. Baru aku akan meminta papah untuk mencarikan pasangan
hidupku” aku
“iya papah ngerti. Yasudah kita lihat
saja nanti… lagian perjalanan kamu masih panjang. jika dia tertarik sama kamu,
dia pasti akan menghubungi kamu lagi, begitu sebaliknya. Papah juga belum
terlalu tahu tentang dia. Semua ini jangan dijadikan beban. Jalani saja
hari-hari seperti biasa. Seharusnya kamu bersyukur ada orang yang suka kamu, nambah
temen, namabah Rizki daripada ada yang membenci kamu?? Hayoo??” papah
“Tapi kan pah…. Rasa sayang itu gak
bisa dipaksain. Toh lagian kalo udah jodoh gak bakal kemana”
“iya memang begitu, saran papah kalau
dia kesini lagi, kalaupun kamu tidak suka dengan dia bicaralah secara baik-baik, papah percaya
sama anak-anak papah” Papah
“Iya Pah…” aku
“aduh, anak papah larisss ya.. tanpa perlu
sering keluar kemana-mana, eeeh banyak yang ngantri. Tapi sayang, manjanya gak
ilang-ilang, juteknya juga gak ilang-ilang, jadi belum ada yang nyangkut
satupun” papah
“aaaahhh.. papah ngeledek yaa!!”
(Translete dari bahasa Jawa Indramayu
ke Bahasa Indonesia) hehehe…
B e r s a m b u n g ……
Begitulah kedekatan antara ayah dan
seorang anak gadis.. dalam keluarga kami selalu diajarkan keterbukaan, agar
saling menguatkan. Terutama papah, yang selalu ngertiin perasaanku.. keras
kepalaku bisa diluluhkan dengan sikap dinginnya papah, papah paling bisa
nasehatin aku… hemmm.. papah makasih banyak.
“Pah aku janji, aku akan kenalin
seseorang sama papah… seseorang yang akan melindungi dan menyayangi putri
papah… semoga ya pah” (dalam hatiku)
No comments:
Post a Comment