selamat datang

layar


Monday, 11 November 2013

Awal November, Awal Pertemuan



Akhirnya.....
Awal November sekaligus awal pertemuanku dengan seseorang
Nah itu dia orangnya!
Seperti mimpi, tapi nyata. It’s magic…. 

Entah ini awal pertemuan yang pertama untuk terakhir atau untuk yang pertama dan berlanjut
Yang jelas, bertemu dengan dia bagiku sudah cukup.

Ya, bagaimana tidak?? Yang hampir tiap malem telpon.telpon gak tau wajahnya secara langsung
Yang biasa came to came, Cuma liat di layar PC doang… kirim.kiriman e-mail. semua terangkai kurang dan lehibnya satu tahun.
dari urusan kerjaan, sampai urusan perasaan. Semuanya gak lepas dari dia.
Sekarang ketemu langsung dan bisa berbincang-bincang langsung
Sudah lengkap semua keinginanku.

Aku mengenal dia apa adanya, seperti pada umumnya aku berkenalan dengan pria berusia 24 tahun. Aku mengenalnya bukan untuk urusan kerjaan. Aku gak peduli dia siapa.
Aku adalah aku, dan kamu adalah kamu. 

Kurangkai kata; ucapan selamat berkenalan, ucapan terimakasih telah banyak membantu, dan ucapan maaf karena sesuatu hal. Tapi apah?? Di depan dia, hilang semua rangkaian kata yang tersusun rapi, ucapan terimakasih, dan ucapan maaf. Kediamanku sudah mewakilkan semuanya.
Yah, seperti kubilang, semua itu cukup bagiku. Melengkapi semua gemuruh perasaan campur aduk, yang nangis, yang ketawa bareng, semuanya. Dan tentunya aku sudah tunjukkin kepada kedua orang tuaku, “Ini lho dia yang sering telpon malem.malem…. anakmu ini masih normal, jangan kira aku telpon malem.malem sama setan… hehe”

Dan akhirnya, lewat tulisan ini, aku ucapkan terimakasih untuk semua yang telah terjadi…… semua kejadian ini ngebuat aku semakin mengerti, ngebuat aku banyak belajar dan tak lupa aku ucapkan kata maaf…… untuk semua keadaan yang mungkin membuat hati terluka jika diungkit dan jika diingat akan terasa sakit. Terimakasih dan maaf untuk semua. Aku seperti ini, apa adanya. Ku biarkan semua ini sesuai kehendak-Nya.
Dan perasaanku sekarang seperti pasir yang ada di laut ini.



Aku menjaga pasir ini agar tidak jatuh. Namun, ketika aku menggenggamnya terlalu erat, Pasir itu akan meluncur jatuh, perlahan berkurang dan akhirnya hilang. Sulit untuk ditemukan kembali.

“Thanks for everything”

No comments:

Post a Comment