Akhirnya.....
Awal November sekaligus awal
pertemuanku dengan seseorang
Masih inget sama yang ngasih puisi : http://lia-purwati.blogspot.com/2013/02/puisi-aku-kamu-dan-kata.html
Nah itu dia orangnya!
Seperti mimpi, tapi nyata. It’s
magic….
Entah ini awal pertemuan yang pertama
untuk terakhir atau untuk yang pertama dan berlanjut
Yang jelas, bertemu dengan dia
bagiku sudah cukup.
Ya, bagaimana tidak?? Yang hampir tiap
malem telpon.telpon gak tau wajahnya secara langsung
Yang biasa came to came, Cuma liat
di layar PC doang… kirim.kiriman e-mail. semua terangkai kurang dan lehibnya satu tahun.
dari urusan kerjaan, sampai urusan
perasaan. Semuanya gak lepas dari dia.
Sekarang ketemu langsung dan bisa
berbincang-bincang langsung
Sudah lengkap semua keinginanku.
Aku mengenal dia apa adanya,
seperti pada umumnya aku berkenalan dengan pria berusia 24 tahun. Aku mengenalnya
bukan untuk urusan kerjaan. Aku gak peduli dia siapa.
Aku adalah aku, dan kamu adalah
kamu.
Kurangkai kata; ucapan selamat
berkenalan, ucapan terimakasih telah banyak membantu, dan ucapan maaf karena
sesuatu hal. Tapi apah?? Di depan dia, hilang semua rangkaian kata yang
tersusun rapi, ucapan terimakasih, dan ucapan maaf. Kediamanku sudah mewakilkan
semuanya.
Yah, seperti kubilang, semua itu
cukup bagiku. Melengkapi semua gemuruh perasaan campur aduk, yang nangis, yang
ketawa bareng, semuanya. Dan tentunya aku sudah tunjukkin kepada kedua orang
tuaku, “Ini lho dia yang sering telpon malem.malem…. anakmu ini masih normal, jangan
kira aku telpon malem.malem sama setan… hehe”
Dan akhirnya, lewat tulisan ini,
aku ucapkan terimakasih untuk semua yang telah terjadi…… semua kejadian ini
ngebuat aku semakin mengerti, ngebuat aku banyak belajar dan tak lupa aku
ucapkan kata maaf…… untuk semua keadaan yang mungkin membuat hati terluka jika
diungkit dan jika diingat akan terasa sakit. Terimakasih dan maaf untuk semua. Aku
seperti ini, apa adanya. Ku biarkan semua ini sesuai kehendak-Nya.
Dan perasaanku sekarang seperti
pasir yang ada di laut ini.
Aku
menjaga pasir ini agar tidak jatuh. Namun, ketika aku menggenggamnya terlalu
erat, Pasir itu akan meluncur jatuh, perlahan berkurang dan akhirnya hilang.
Sulit untuk ditemukan kembali.
“Thanks
for everything”