Malam Ahad Berilmu
Sebentar lagi Lebaran....
Sebentar lagi Liburan....
Ahad
adalah hari Minggu (bagi yang belum tahu) jadi sama saja dengan Malam Minggu Berilmu
Allah menciptakan laki-laki dan
perempuan… keduanya memiliki kelebihan juga kekurangan
Sangat menarik untuk kita pelajari,
agar diantara kita saling memahami.
Subhanallah… segala sesuatu yang Allah
ciptakan tiada yang sia-sia.
Re-Type ulang dari salah satu buku
koleksi kesayanganku dari miliknya (salim a.fillah) ada tambahan-tambahan juga
berdasarkan pengalaman pribadi. Tetep pantengin terus ya, di My blog Pribadi..
(promo)
Baca bagian ini, cengar cengir
sendirian di kamar… sambil santai sejenak, (serasa disindir , hehe.. malu)
Ilmu Malam Ahad ini, bukan hanya
KHUSUS DEWASA, tapi bagi para remaja juga perlu tahu agar lebih bisa bersikap
selayaknya. Terlebih bagi yang sudah berumah tangga, Malam minggu tetap menjadi
malam yang special, jangan kalah sama remaja… hehe..
Suami dan istri berbeda. Jangan
mencintai pasangan dengan cara kita ingin dicinta. Cintailah dengan cara dia
ingin dicintai.
Suami ingin dicinta dengan percaya
dan diberi keleluasaan. Jangan perlakukan istri dengan cara itu. Justru berikan
perhatian. Istri ingin didengarkan sepenuhnya dan dimengerti segala. Jangan
anggap suami juga begitu. Justru beri ruang untuk kediriannya.
Suami mementingkan solusi dalam tiap
persoalannya. Istri tidak. Saat istri keluhkan masalahnya, jangan memotong dengan
solusi. Istri mudah dengarkan curhat orang, sebagaimana begitulah dia ingin
didengarkan curhat orang, sebagaimana begitulah dia ingin diperlakukan. Suami
tidak. Baginya mendengarkan itu berat. (berapa kilo sih????)
Bagi istri, mendengarkan harus disertai
kontak mata dan respon bahasa tubuh. Bagi suami, kontak mata dengan yang
dicinta itu sulit. Suami hanya kuat tatap mata istri selama 4 detik, lalu
BLANK. Maka aturlah ganti-ganti fokus wajah istri saat mendengarkan.
Keluhan nomor 1 para istri adalah, “Saya
merasa tak didengarkan!” Jika telinga suami tak bersedia mendengar, dia cari
telinga lain. (Nah, Lho… mmmm, ber jam-jam curhat sama temen bisa jadi…
ujung-ujugnya ngegosip.. Astaghfirullah jangan sampe) maka dari itu sabarlah
mendengar pasangan meski cerita sama berulang. Seperti usai menonton sepak bola
bersama kawan kita tetap seru berbagian.
Jangan potong cerita pasangan meski
sudah kita tahu ENDING-nya. Ini bukan soal apa, tapi siapa berkisah; cinta tak
tergantikan. Menyudahi keluhan istri dengan, “Mari kita cari pembantu!”. Itu
menyakitkan. “Oh, jadi selama ini aku dianggap pembantu!” dan berbicara panjang
lebar, sampai tenggorokan kering dan mulut berbusa tapi jawabannya hanya “OH…”,
begitupun jika mengirimkan SMS atau pesan singkat yang lainnya, lalu hanya dijawab
“O” . itu juga sangat menyakitkan!! Hufhh… sebbel. Ujung-ujungnya ngambek…
Melihat wajah suami selalu suntuk
lalu memaksanya bercerita pasti merusak harmoni. Saat tertekan, yang dibutuhkan
suami bukan curhat. Bagi istri, cerita masalah meringankan beban. Bagi suami,
curhat itu rasanya seperti mengakui ketakberdayaan, batinnya terluka. (Pantes
ajah, kalo cowok itu gak suka curhat, takut kebongkar kelemahannya sieh… hayoo
ngakuu) Istri berkisah saat masalah hadir. Suami bercerita setelah masalahnya
berhasil diselesaikan. Itu memupuk jiwa dan kepemimpinan. Maka saat kau lihat
suami suntuk terbeban, yang harus kau sediakan ialah ruang sunyi untuk
menyendiri, kontemplasi, rumuskan solusi.
Ingat saat Nabi Muhammad Shock setelah
turun wahyu pertama? Khadijah tak bertanya, yang disediakannya pengertian dan
selimut nyaman. Suami tertekan kadang jadi sulit bicara dan tak mampu menjawab
tanya. Ingat Kisah Nabi Ibrahim saat diperintahkan tinggalkan Hajar dan
bayinya?
Corpus Callosum yang hubungkan dua belahan otak
istri lebih banyak dibanding suami. Maka istri sanggup ber multitasking.
Maafkanlah suami jika dia gagap, bingung, dan tertekan saat istri
membawanya ke ritme multitasking yang perlu kecerdasan ekstra.
Kecerdasan istri yang lebih itu membuatnya kadang bicara dalam kalimat tak
langsung yang sulit ditangkap dan dipahami suami. Muter-muter bahasanya,
padahal maksudnya itu. Misal: “Mas, anak-anak belum dijemput. Aku masih harus
memasak dan nyiapin arisan nih!” Maksudnya pasti: “Jemputlah anak-anak, Mas!” (itu
kan lebih ringkas) Jawaban yang biasa diberikan suami yang kalah cerdas, sambil
tetap baca koran atau menonton TV: “Nggak apa-apa, nanti mereka bisa pulang
sendiri!” (Istri dalam hati dongkol)
Jadi, kalo Suami seorang Bola mania,
Gamers, asik dengan gadget-gadgetnya, pergi mancing, seharian di depan
komputer, yang kadang mereka asik dengan dunia mereka sendiri itu memang wajar
berilah kebebasan waktu tanpa mengekang. Semoga dengan begitu para suami pun
memperlakukan istri dengan sebaik-baiknya pula. Jika meminta suami lakukan
sesuatu, jangan berhenti saat dia iyakan sementara dirinya masih menyambi
sesuatu yang kurang penting. Pilih saat dan cara yang manis (Ingat iklan “Mari
Ngeteh”?), dekati, tatap mata, serahkan alatnya-Sapu-Sambil merajuk manja. Hihi
(bila perlu, kasih bonus cium dah.. ) uups! Kalau yang ini hanya untuk suami
dan istri!
Oh ya, harap memaklumi juga kalo
istri itu cerewet, banyak omong, dan suka berbicara diluar kendali. Begitulah
wanita diciptakan dengan kelebihan juga kekurangan.
Sangat banyak memang materi tentang
laki-laki dan perempuan, mungkin kita akan bahas lagi dilain kesempatan,
menarik sekali.. membuat kita saling mengetahui satu sama lain… yuuk mari kita
saling melengkapi!!
Cobalah mengerti….dan kamu hanya
perlu terima, dan tak harus memahami, dan tak harus berpikir… hanya perlu
mengerti, kita diciptakan untuk saling melengkapi… cobalah mengerti…. (mepet ke
Lagunya NOAH band)
No comments:
Post a Comment