selamat datang

layar


Saturday, 3 August 2013

Malam Ahad Berilmu



Malam Ahad Berilmu

Sebentar lagi Lebaran....
Sebentar lagi Liburan....

Ahad  adalah hari Minggu (bagi yang belum tahu) jadi sama saja dengan Malam Minggu Berilmu
Allah menciptakan laki-laki dan perempuan… keduanya memiliki kelebihan juga kekurangan
Sangat menarik untuk kita pelajari, agar diantara kita saling memahami.
Subhanallah… segala sesuatu yang Allah ciptakan tiada yang sia-sia.

Re-Type ulang dari salah satu buku koleksi kesayanganku dari miliknya (salim a.fillah) ada tambahan-tambahan juga berdasarkan pengalaman pribadi. Tetep pantengin terus ya, di My blog Pribadi.. (promo)
Baca bagian ini, cengar cengir sendirian di kamar… sambil santai sejenak, (serasa disindir , hehe.. malu)
Ilmu Malam Ahad ini, bukan hanya KHUSUS DEWASA, tapi bagi para remaja juga perlu tahu agar lebih bisa bersikap selayaknya. Terlebih bagi yang sudah berumah tangga, Malam minggu tetap menjadi malam yang special, jangan kalah sama remaja… hehe..

Suami dan istri berbeda. Jangan mencintai pasangan dengan cara kita ingin dicinta. Cintailah dengan cara dia ingin dicintai.
Suami ingin dicinta dengan percaya dan diberi keleluasaan. Jangan perlakukan istri dengan cara itu. Justru berikan perhatian. Istri ingin didengarkan sepenuhnya dan dimengerti segala. Jangan anggap suami juga begitu. Justru beri ruang untuk kediriannya.
Suami mementingkan solusi dalam tiap persoalannya. Istri tidak. Saat istri keluhkan masalahnya, jangan memotong dengan solusi. Istri mudah dengarkan curhat orang, sebagaimana begitulah dia ingin didengarkan curhat orang, sebagaimana begitulah dia ingin diperlakukan. Suami tidak. Baginya mendengarkan itu berat. (berapa kilo sih????) 

Bagi istri, mendengarkan harus disertai kontak mata dan respon bahasa tubuh. Bagi suami, kontak mata dengan yang dicinta itu sulit. Suami hanya kuat tatap mata istri selama 4 detik, lalu BLANK. Maka aturlah ganti-ganti fokus wajah istri saat mendengarkan.

Keluhan nomor 1 para istri adalah, “Saya merasa tak didengarkan!” Jika telinga suami tak bersedia mendengar, dia cari telinga lain. (Nah, Lho… mmmm, ber jam-jam curhat sama temen bisa jadi… ujung-ujugnya ngegosip.. Astaghfirullah jangan sampe) maka dari itu sabarlah mendengar pasangan meski cerita sama berulang. Seperti usai menonton sepak bola bersama kawan kita tetap seru berbagian. 

Jangan potong cerita pasangan meski sudah kita tahu ENDING-nya. Ini bukan soal apa, tapi siapa berkisah; cinta tak tergantikan. Menyudahi keluhan istri dengan, “Mari kita cari pembantu!”. Itu menyakitkan. “Oh, jadi selama ini aku dianggap pembantu!” dan berbicara panjang lebar, sampai tenggorokan kering dan mulut berbusa tapi jawabannya hanya “OH…”, begitupun jika mengirimkan SMS atau pesan singkat yang lainnya, lalu hanya dijawab “O” . itu juga sangat menyakitkan!! Hufhh… sebbel. Ujung-ujungnya ngambek…

Melihat wajah suami selalu suntuk lalu memaksanya bercerita pasti merusak harmoni. Saat tertekan, yang dibutuhkan suami bukan curhat. Bagi istri, cerita masalah meringankan beban. Bagi suami, curhat itu rasanya seperti mengakui ketakberdayaan, batinnya terluka. (Pantes ajah, kalo cowok itu gak suka curhat, takut kebongkar kelemahannya sieh… hayoo ngakuu) Istri berkisah saat masalah hadir. Suami bercerita setelah masalahnya berhasil diselesaikan. Itu memupuk jiwa dan kepemimpinan. Maka saat kau lihat suami suntuk terbeban, yang harus kau sediakan ialah ruang sunyi untuk menyendiri, kontemplasi, rumuskan solusi.

Ingat saat Nabi Muhammad Shock setelah turun wahyu pertama? Khadijah tak bertanya, yang disediakannya pengertian dan selimut nyaman. Suami tertekan kadang jadi sulit bicara dan tak mampu menjawab tanya. Ingat Kisah Nabi Ibrahim saat diperintahkan tinggalkan Hajar dan bayinya?       

Corpus Callosum yang hubungkan dua belahan otak istri lebih banyak dibanding suami. Maka istri sanggup ber multitasking. Maafkanlah suami jika dia gagap, bingung, dan tertekan saat istri membawanya ke ritme multitasking yang perlu kecerdasan ekstra. Kecerdasan istri yang lebih itu membuatnya kadang bicara dalam kalimat tak langsung yang sulit ditangkap dan dipahami suami. Muter-muter bahasanya, padahal maksudnya itu. Misal: “Mas, anak-anak belum dijemput. Aku masih harus memasak dan nyiapin arisan nih!” Maksudnya pasti: “Jemputlah anak-anak, Mas!” (itu kan lebih ringkas) Jawaban yang biasa diberikan suami yang kalah cerdas, sambil tetap baca koran atau menonton TV: “Nggak apa-apa, nanti mereka bisa pulang sendiri!” (Istri dalam hati dongkol)

Jadi, kalo Suami seorang Bola mania, Gamers, asik dengan gadget-gadgetnya, pergi mancing, seharian di depan komputer, yang kadang mereka asik dengan dunia mereka sendiri itu memang wajar berilah kebebasan waktu tanpa mengekang. Semoga dengan begitu para suami pun memperlakukan istri dengan sebaik-baiknya pula. Jika meminta suami lakukan sesuatu, jangan berhenti saat dia iyakan sementara dirinya masih menyambi sesuatu yang kurang penting. Pilih saat dan cara yang manis (Ingat iklan “Mari Ngeteh”?), dekati, tatap mata, serahkan alatnya-Sapu-Sambil merajuk manja. Hihi (bila perlu, kasih bonus cium dah.. ) uups! Kalau yang ini hanya untuk suami dan istri!

Oh ya, harap memaklumi juga kalo istri itu cerewet, banyak omong, dan suka berbicara diluar kendali. Begitulah wanita diciptakan dengan kelebihan juga kekurangan. 

Sangat banyak memang materi tentang laki-laki dan perempuan, mungkin kita akan bahas lagi dilain kesempatan, menarik sekali.. membuat kita saling mengetahui satu sama lain… yuuk mari kita saling melengkapi!!

Cobalah mengerti….dan kamu hanya perlu terima, dan tak harus memahami, dan tak harus berpikir… hanya perlu mengerti, kita diciptakan untuk saling melengkapi… cobalah mengerti…. (mepet ke Lagunya NOAH band)


No comments:

Post a Comment