Namanya manusia biasa, keras kepala. Lebih tepatnya tunjuk diri sendiri.
Hampir semua tahu, Tuhan selalu memberikan cobaan tidak diluar batas kemampuan hambaNya, namun kita hanya sekedar tahu bukan memahami. Dia yang memiliki Kuasa atas segala sesuatu, Dia mengetahui apa yang belum kita tahu.
Sayangnya, semua jalan keluar pada masalah dan cobaan tidak diberikan dengan mudah, butuh proses yang sering kali tidak kita sukai bahkan SANGAT KITA TIDAK SUKAI. Sampai pada titik yang dituju, yaitu meraih pemahaman yang baik. Jika masalah yang sedang dihadapi serasa berat dan sulit untuk diselesaikan, kita sering kali mengutuk bahkan sesekali meragukan Kuasa Tuhan.
Padahal semua suka atau duka berasal dariNya dan hanya kepadaNyalah kita berserah diri, mengembalikan apa yang dititipkan termasuk masalah-masalah yang dihadapi.
Setiap orang memiliki sifat dan perilaku yang berbeda, ada yang terbuka dan tertutup dalam menyampaikan perasaan yang sedang dialami, senang, sedih, kecewa, malu atau marah.
setiap orang sepertinya wajib/harus deh... punya seseorang yang tepat diajak curhat. Perlu banget! Apalagi Kalo lagi marah, banyak masalah pengen banget rasanya ditumpahin semua, dibagi bersama. Sepertinya hal itu mampu sedikit mengurangi beban yang ada pada diri kita.
Dad, I Love You! :-* |
Apa yang kita rasakan tidak semuanya harus dipendam dan disimpan sendiri, itu semua memiliki kapasitas tertentu di dalam hati dan pikiran kita, bisa-bisa kalo sudah tidak bisa ditampung nanti Setress bahkan menjadi dampak yang negatif bagi diri kita sendiri. Biasanya orang Curhat itu yang dibutuhkan adalah nasehat, jalan keluar, bertukar pikiran dan meminta pendapat.
Tapi yang ini BEDA, ini namanya Curhat tanpa nasehat.
Curhat tanpa nasehat dengan orang yang tepat (tidak ember dan bawel) mungkin bisa jadi pilihan kamu, Coba deh sesekali kamu nyobain Curhat tanpa Nasehat!
Ada kalanya kita butuh curhat tanpa nasehat dan dengan orang yang tepat. Yang kita butuhkan saat itu Cuma ngeluarin uneg-uneg yang sedang kita rasain, tanpa komentar atau nasehat, yang ada hanya celotehan kita dengan intonasi tak beraturan ngalir gitu ajah,
kayak semacem :
“Tau gak sih... bla..bla..bla...” “nyebelin banget kan??....” “aku tuh bingung......” “Aku tuh kecewa......” “Aku seneeeeeeng banget.....” “aku udah ngelakuin yang terbaik... tapi?....” “kenapa sih, aku yang harus disalahin?” “padahal itu bukan salahku...!” “enggak bisa tetep ajah, aku udah ngelakuin yang bener kan??” dan masih banyak lagi....... yang intinya sih, kita butuh pengakuan kalo masalah yang sedang kita hadapi itu “iya, emang berat dan kamu udah ngelakuin yang terbaik dan hasilnya tidak sesuai harapan tapi kamu mampu kok, menghadapinya....” atau “Kamu beruntung banget, aku juga ikut senneng”. Karena sesungguhnya nasehat atau kritikan sebagus apapun, kalo kita dalam keadaan emosi atau suasana hati tidak menentu yang dibutuhkan hanya ketenangan, cukup temani, dengarkan, sesekali candaan diluar topik, biar ada ruang untuk mengembalikan perasaan dan pikiran yang utuh.
Dilain waktu barulah kita bisa berfikir lebih baik bisa menerima saran dan kritik. Semoga.
Bisa ajah sih, ngomel-ngomel sendiri, di depan cermin, tempok, boneka... TAPI nanti dikira orang gila.. haha... jangan ditiru! Dan lagian kurang seru karena enggak berwujud manusia dan tentunya gak ada sahutan. Kalo aku sih, biasa curhat tanpa nasehat dengan ayahku.
Beberapa Moment Bersama Beliau :) |
Yap! Beliau ngertiin aku banget, ketimbang Ibu aku lebih nyaman dengan Ayah, lebih privacy dan tau lah kadang ibu-ibu suka ember -_- walau enggak semuanya sih, tapi kebanyakan.
Aku butuh seseorang untuk mendengarkan ceritaku, keluh kesahku, mendengar isakan tangisku tanpa komentar. Cukup diam, atau jawab dengan anggukkan kepala, atau hanya sekedar jawab “Kenapa?” “terus?” “Hu um...” “Iya...” seolah-olah berada dipihakku dan selalu mendukungku. Dengan perhatiannya Ayahku sesekali membelai/mengusap rambut kepalaku... tanpa bicara sepatah kata, tanpa memotong cerita, mendengarkan dengan seksama apa yang aku ceritakan hingga khatam. Yah, aku hanya ingin didengarkan. Aku gak mau yang lain. Cukup mendengarkan ceritaku. Selesai sudah keluh kesahku ceritakan kepada beliau dan rasanya Alhamdulillah.... lebih baik. Beliau ngertiin aku banget lah... beliau tahu, kapan aku butuh nasehat dan kapan aku gak mau denger nasehat, ngeyel dan leras kepala.
Banyak pula kejadian curhat dengan orang yang tidak tepat, curhatan kita kadang dikomentarin pedes banget, diomel-omelin, dipojokkin habis-habisan, disalahkan, bahkan sesekali dijadikan bahan lelucon. Yang ini malah memperpuruk keadaan, yang ada malah debat gak ada ujungnya dan bertengkar. Bisa-bisa membuka aib masing-masing, atau bahkan malah bergosip dan bergunjing (JANGAN DITIRU)
Beberapa orang memilih keluarga sebagai tempat curhat mereka, seperti kepada suami/istri, kakak/adik, sepupu, paman/bibi, dll karena mereka percaya biasanya keluarga akan menjaga rahasia dengan baik, menutup aib saudara dengan baik. Tapi sebagian orang juga ada yang curhat dengan teman baik, pacar, orang yang baru dikenal, atau bahkan dengan orang yang belum pernah ketemu hanya via suara.
Semua pilihan ada pada dirimu. Hati-hati memilih orang untuk diajak curhat. Meski itu dengan saudara atau keluarga kita sendiri, apalagi orang lain. Itu berarti kamu sudah mempersilahkan seseorang tersebut untuk membuka sebagian dari kehidupanmu dan hatimu. Kalau kamu dengan siapa??? Hayooo??
Apapun itu, jangan pernah merasa sendiri, hampa, dan merasa menjadi orang yang paling malang sedunia (Lebay). bersedih boleh bahkan untuk meneteskan air mata pun boleh, tak ada yang melarang.
Apa salahnya kita membagi kesedihan atau permasalahan dengan orang lain? Asalkan dengan orang yang tepat dan tentunya ada batasan yang kita anggap tak perlu dibagi. Banyak sekali cara agar diri merasa tidak hampa seperti :
Apabila tak ada lagi bahu untuk bersandar, tak ada lagi sepasang telinga untuk mendengar, masih ada lantai untuk bersujud.
Do’a memang tidak bisa merubah takdir seseorang, namun Do’a mampu membuat seseorang lebih bisa menerima takdir.
Aku jadi inget sana Notes ini :
Jangan suka bilang hidup kita hampa. Kosong.
Karena coba dongakkan wajah ke atas, tatap langit. Sejak jaman dinosaurus hingga jaman android hari ini, itu langit sudah hampa. Benar-benar kosong.
Tetapi langit punya penghiburan, punya kegiatan yang indah, sesekali melintas awan, hujan, sesekali dihiasi pelangi, sesekali di penuhi titik bintang dan bulan. Maka indah sudahlah kehampaannya.
*Tere Liye
No comments:
Post a Comment